Copyright © leny syilvia ningsih
Design by Dzignine

Rabu, 12 Desember 2012

Pendidikan Karakter


Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan salah satu program yang sedang dicanangkan pemerintah untuk membangun karakter para calon pemimpin bangsa. Pengertian dari Karakter menurtut M. Furqon Hidayatullah mengutip pendapat Rutland (2009:1) yang mengemukakan bahwa karakter berasal dari akar kata bahasa Latin  yang berarti “dipahat”. Secara harfiah karakter artinya adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasinya (Hornby dan Parnwell, 1972:49).  Dalam kamus psikologi, dinyatakan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang ; biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982:29).
Menurut Nursalam Sirajjudin, istilah karakter baru dipakai secara khusus dalam konteks pendidikan pada akhir abad ke-18. Pencetusnya adalah FW. Foerster. Terminologi ini mengacu pada sebuah pendekatan idealis-spiritualis dalam pendidikan, yang juga dikenal dengan teori pendidikan normatif. Pada saat itu, lahinya pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menghidupkan kembali pedagogi ideal-spiritual yang sempat hilang diterjang gelombang positivisme yang dipelopori oleh filsuf Prancis, Auguste Comte.
Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan menyesatkan, dan keterampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan. Karakter itu akan membentuk motivasi, yang dibentuk dengan metode dan proses yang bermartabat. Karakter bukan sekedar penamplah lahiriah, melainkan mengungkapkan secara implisit hal-hal yang tersembunyi. Karakter yang baik mencakup pengetian, kepedulian, dan tindakan berdasarkan nilai-nilai etika, serta meliputi aspek kognitif, emosional, dan perilaku dari kehidupan moral.
Karakter mulai dicanangkan menjadi bagian dari pendidikan Indonesia karena salah satu tanggung jawab utama negara dan masyarakat dalam mempersiapkan kader masa depan yang berkualitas ilmu, moral, mental dan perjuangan adalah dimulai dari lembaga pendidikan. Sedangkan selama ini menurut Ali Ibrahim Akbar, praktik pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill (keterampilan teknis), yang lebih bersifat mengembangkan Intellegence quotient (IQ). Sedangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam emotional Intellegence (EQ), dan spiritual intellegence (SQ) sangat kurang. Pelajaran di berbagai sekolah bahkan perguruan tinggi, lebih menekankan pada perolehan nilai ulangan maupun ujian. Banyak guru yang berpandangan bahwa peserta didik dikatakan baik kompetensinya apabila nilai hasil ulangan atau ujiannya tinggi.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan yang hanya berbasis hard skill dan menghasilkan lulusan yang berprestasi dalam bidang akademis harus mulai dibenahi. Sekarang, pembelajaran juga harus berbasis pada pengembangan soft skill (interaksi sosial). Sebab ini sangat penting dalam pembenyukan karakter anak bangsa yang mampu bersaing dan beretika. Dengan pendidikan soft skill yang bertumpu pada pembinaan mentalitas agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan.
Selain itu, kesuksesan seseorang tidak selalu ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan (hard skill), tetapi juga keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Faktor lain yang menjadikan pendidikan karakter sangat penting untuk dipraktikan adalah adanya problem akut yang menimpa bangsa ini. Karakter generasi muda sudah berada pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Moralitas bangsa ini sudah lepas dari norma, etika, dan budaya luhur. Seks bebas menjadi fenomena tanpa bisa dibendung sedikitpun. Kaum pelajar masuk pada budaya negatif destruktif ini.
Pihak sekolah harus bekerja sama dengan keluarga, masyarakat, dan elemen bangsa yang lain demi suksesnya agenda besar menanamkan karakter kuat kepada peserta didik sebagai calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang.




Sumber Bacaan:
Asmani, Jamal Ma’muri. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarka : DIVA Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Video Pembelajaran From you tube

perkembangan kognitif

Ekstra Kurikuler Sebagai Wahana Pembentukan KarakterSiswa di Lingkungan Pendidikan Sekolah

Animasi Pendidikan Moral

DKM Nepal 18